Persahabatan Antara Dua Planet
Oleh
: Al Azhar Augustyan
Suatu hari yang cerah, dimana awan begitu
tenang, angin berhembus sepoi-sepoi, dan bunga-bunga sedang mekar, aku sedang
menatap langit di sebuah lapangan hijau luas dekat rumahku. Aku adalah anak
ketiga dari empat bersaudara. Ayahku bekerja sebagai pekerja kantoran dan ibuku
bekerja sebagai ibu rumah tangga biasa.
Oh ya.. Namaku Mars Alkrue yang sering
dipanggil Mars. Aku memang sering beristirahat di lapangan ini. Terkadang sambil mendengarkan musik, mengerjakan pr- ku,
atau hanya sekedar beristirahat dan bersantai. Aku tidak suka diganggu saat
beristirahat dilapangan. Tetapi, ini memang bukan lapangan milikku. Jadi,
sering banyak anak lain bermain bola saat aku berada dilapangan. Tidak terasa,
langit telah berubah mendung dan aku pun terbangun dari lamunanku. Sesegera
mungkin aku bergegas lari menuju rumahku yang tidak terlalu jauh dari lapangan
ini.
Keesokan harinya, sebelum berangkat sekolah seperti
biasanya, aku menyiapkan sepeda dan mp3-ku terlebih dahulu. Aku merasakan hari
itu akan begitu indah karena burung-burung berkicau dan berterbangan
kesana-kemari menandakan bahwa itu adalah pagi yang cerah.
”Hmm..sepertinya hari ini akan menjadi
the great day,” gumamku dalam hati sembari menatap keluar. Di sekitar rumahku,
masih banyak pohon besar yang tumbuh dan matahari bisa menyinari semua tempat
dengan sinarnya.
“Ma, Pa, Mars berangkat dulu ya,
Assalamualaikum.” .Aku pun berangkat setelah mencium tangan kedua orang tuaku
dan berpamitan. Di jalan, aku
bertemu dengan Pak Serta, seorang pedagang buah yang membuka tokonya di pojok
pertigaan.
”Assalamualaikum..” sapaku. ” Waalaikumsalam...Eh adek
Mars, berangkat ke sekolah ya?” Jawab Pak Serta.
”Iya pak, hari ini apa ada yang bisa saya bantu?” Aku mulai menawarkan jasa seperti biasanya.
”Wah kebetulan tidak ada nak, bapak baru mau pergi ke
pasar induk pagi ini.” jawab Pak Serta. ”Ya sudah kalau begitu, saya berangkat
dulu, Assalamualaikum” Ucap ku.
” Waalaikumsalam, ati-ati ya nak. Jaman sekarang, ternyata
masih ada anak yang begitu sopan dan menghargai orang tua yaa.” jawab Pak Serta
sembari mengambil tas belanjaannya.
Sesampainya di depan gerbang sekolahku, tidak seperti
biasanya, Aku berhenti sejenak. Aku melihat gadis cantik yang belum pernah aku
kenal. Spontan aku pun mengajak berkenalan gadis itu.
”Hay... Namaku Mars, boleh kenalan gak?” sapaku sambil
mencoba untuk berkenalan dengan gadis itu. Sebenarnya karena ke-PD-an dan terlalu
ramah, aku baru berani berkenalan. Jujur, aku adalah cowok yang cukup sulit
untuk dimengerti. Aku memang cukup mudah berkenalan dengan gadis dibandingkan
dengan laki-laki. Hahaha...
”Oh iya,boleh. Aku Venus. Aku murid baru di SMP ini.”
jawab gadis cantik itu.
”Kebetulan banget ya, namamu sama dengan namaku, salah
satu nama planet dalam galaksi.” ucapku yang masih mencoba berkenalan.
”Hahaha...Iya ya... Eh, kamu kelas berapa?” tanya Venus.
”Masih kelas 2. Kamu pindah kesini kelas berapa?” ucapku.
”Aku juga kelas 2. Wah, semoga saja kita bisa sekelas.
Kamu cowok pertama yang ramah sama aku disini. Hahaha…”
”Eh?? Hahaha.. iya. Amin” ucapku dan doaku dalam hati.
Hahaha…
Tidak lama berbincang-bincang, mamanya Venus pun
memanggil dengan lembut dari arah kantor guru.
”Venus, ..ayo kesini. Mama ingin kamu bertemu dengan
guru-gurumu yang baru.”
”Baik, Ma. Udah dulu ya, aku dipanggil sama mamaku.” Ucap Venus sambil melambaikan tangan.
Ucapan Venus membuyarkan lamunanku yang sejak tadi
terpesona dengan kecantikan dari wajah Venus. ”Oh..oh iya,” jawabku. ”Wow..
amazing,, amazon, amaterasu, ama sapa lagi ya?? Ah.. pokoknya so beautifull
gadis itu.” gumamku yang masih terkagum-kagum. Terkadang, ucapanku sangat aneh,
dan terkadang aku sulit mengeja saat aku gugup.
.........
”Mars, hey Mars, Mars.. . .Woy!!” ucap seseorang.
” Hmmm.. eh kamu Ren,” jawabku kaget.
”Ngapain loe??
Plonga-plongo di depan gerbang
sambil bawa sepeda? Ntar dikira maling speda loh. Hahaha” ucap Ren.
“Ini, aku
lagi menikmati rahmat yang diberikan Allah SWT,” ujarku lebay.
”Maksud mu loh??
Apaan seh? Aku gak ngerti deh,” jawab Ren yang masih diselimuti kebingungan.
“Ah... kamu mah gak pernah ngerti apa yang aku bicarain, kamu gak liat apa? Ada
cewek cantik yang baru aja lewat?” tanyaku.
“Kagak tuh,” “Udah, kamu mending
sekarang tuntun tuh sepeda n langsung bawa tasmu ke kelas. Udah jam brapa nih?”
ujar Ren.
Aku langsung melihat jam dan ternyata kurang dari 10
menit lagi bel masuk akan berbunyi. ”Waduh.. bisa kacau kalo Bu Asri nduluin kita ke kelas. Guru kita yang satu itu kan suka mantau kebersihan kelas.
Apalagi kita hari ini piket. Bakalan ditanya entar,” ujar Ren.
”Oh iya...”
jawab ku sambil membawa sepeda ke parkiran. Sambil berlari, wajah Venus
tiba-tiba terlintas,dan secara tidak sadar aku terus memikirkan gadis yang
bernama Venus itu.
Sesampainya di kelas, aku dan Ren langsung bergegas
mengambil sapu dan menyapu yang sekiranya kotor.
........
Tet...Tet...Teeett.. .. teet toot teeet ttooot.. tolet
tolet tolet...
Bel tanda masuk berbunyi.. Bel yang aneh (¬_¬"). Para siswa sudah siap dibangkunya masing-masing. Higro sang ketua kelas
memimpin doa. Saat Bu Asri memasuki kelas, semua memberi salam.
”Slamat pagi anak-anak.” ucap beliau.
”Pagi, Buuu.”
Setelah itu, beliau melihat sekeliling kelas. Untung saja, beliau membebaskan
kelasku dari ”Ceramahnya” pagi ini. Soalnya, Bu Asri itu terkenal seneng banget
memberikan ”kultum” setiap sebelum pelajarannya dimulai.
Lalu, beliau memberi
tahu bahwa akan ada anak pindahan yang bergabung dikelasku.
”Hari ini, saya punya kabar berita untuk kalian semua. Kita punya teman baru
yang akan bergabung dikelas ini.”
”Horeee..” semua bersorak. Ada yang senang karena akan bertambah teman, ada
juga yang senang karena pasti tidak ada pelajaran jam pertama.
”Tenang semua. Sekarang, ibu mau mengajak teman baru itu
ke kelas kita.” ucap bu Asri sambil keluar kelas.
Semua anak gaduh membicarakan anak itu. ”Kira-kira cewek
apa cowok ya?” tanya Ren pada Suci.
”Smoga aja cowok, biar aku dapet gebetan
baru.. hihiihi” ucap Suci menggoda ku.
”Menurut mu sendiri gimana, Mars?” Ren
masih mengajukan pertanyaan.
”Aku gak tau. Gak ada gambaran. Aku nerima aja, ikut kalian aja
lah,” jawab ku yang masih membayangkan gadis yang bernama Venus tadi.
To Be Continued...
No comments:
Post a Comment
Sempatkan untuk berkomentar agar blog ini lebih indah dan lebih bermanfaat kedepannya. Kritik dan saran diperlukan :)
Terima kasih